Cerpen Tentang Kasih Sayang Seorang Ibu ( ILMU BUDAYA DASAR )


KASIH SAYANG SEORANG IBU
OLEH :
YUDA ARIF RAHMAN PAMBUDI
56417317

Pagi itu udara pagi yang bersih nan sejuk ditambah dengan embun pagi menghiasi desa kecil di pinggir kota bogor. Tinggal lah disana sebuah keluarga kecil yang sangat miskin. Bu Siti begitulah sapaan warga disana untuk seorang wanita paruh baya dengan kaki pincangnya dengan gigih berjualan kue berkeliling desa. Bu Siti mempunyai seorang anak bernama Banu. Banu dahulu adalah anak penurut yang selalu membantu kedua orang tuanya berjualan. Namun, semenjak ayahnya meninggal sikap Banu terhadap ibunya sangat lah kasar bahkan Banu sering kali menghardik ibunya dengan kata kata kasar. Bu siti yang sudah paruh baya pun sering sakit hati terhadap kelakuan Banu namun dengan rasa kasih sayangnya ia rela berjualan demi menghidupi keluarga kecilnya.

Suatu hari Banu pergi mendatangi ibunya untuk meminta uang untuk membeli sebuah sepeda yang saat itu sedang tenar di desa tersebut. Karena Bu Siti hanya memiliki uang yang hanya cukup untuk makan ia pun tak memberikannya kepada Banu, Banu pun marah besar ia memaki ibunya serta memukul ibunya kemudian pergi. Melihat kelakuannya Bu Siti pun makin sakit hati namun ia sadar bahwa Banu merupakan darah dagingnya bagaimana pun ia harus menyanginya.

Suatu hari terdengar kabar seantero desa bahwa ada seorang warga mengaku telah kehilangan 10 ekor ternaknya. Selidik punya selidik ternyata pelakunya adalah Banu, ia menjual ternak tersebut untuk membeli sebuah sepeda yang sangat mahal. Kepala desa pun mendengar berita tersebut dan memanggil Banu untuk menghadap ke kepala desa. Banu pun harus menerima hukuman untuk perbuatannya yang sangat fatal. Bu Siti yang mendengar kabar tersebut pu menangis sejadi jadinya, ia tak menyangka anak yang ia sayang tega berbuat kejahatan seperti itu. Dengan hati hancur Bu Siti pun memberanikan diri untuk bertemu kepala desa demi menangguhkan hukuman untuk Banu. Namun nasi sudah menjadi bubur perbuatan Banu tak bisa lagi diampuni, Banu telah melanggar berbagai peraturan desa yang membuat dirinya harus dihukum dengan berat. Banu pun harus dihukum untuk dipotong tangan. Bu Siti pun menerima dengan pasrah bahwa Banu harus dihukum seperti itu.

Hari hukuman pun datang. Sore itu warga sudah berkumpul di alun alun desa untuk melihat Banu dihukum. Banu pun pasrah akan hukuman tersebut ia tak bisa membayangkan bagaimana wajah sedih ibunya melihat ia dipotong tangannya. Waktunya untuk hukuman pun mulai tangan Banu di taruh disebuah meja kayu khusus untuk mengeksekusinya. Tiba tiba terdengar suara wanita paruh baya memanggil kepala desa bahwa ia ingin menggantikan Banu untuk di hukum, ternyata itu adalah Bu Siti dengan mengis ia meminta kepala desa untuk menggantikan dirinya yang dihukum. Kepala desa pu memenuhi permintaan Bu Siti.

Banu yang melihat ibunya sedang dihukum hanya menangis sejadi jadinya ia langsung teringat bagaimana sikap dirinya terhadap ibunya yang selalu menghardik, memaki serta memukul ibunya tanpa belas kasih namun hari tersebut Banu melihat ibunya sedang menggantikannya untuk dihukum. Banu pun meminta maaf kepada ibunya dan memluknya dengan sangat sedih. Banu pun berjanji bahwa ia akan menjaga serta merawat ibunya sampai kapanpun. Banu ingin membalas budi kebaikan serta kasih sayang ibunya yang rela mengorbankan dirinya demi kasih sayangnya terhadap Banu. Begitu besar keberanian serta kasih sayang Bu Siti akan pengorbanannya.

TAMAT


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Tentang Manusia Dengan Kejujuran,Disiplin dan Tanggung Jawab (Ilmu Budaya Dasar)

PERKEMBANGAN GAME KOMPUTER

Makalah Masalah Sosial